Peneliti dari hibah DRTPM pada skim Penelitian Terapan Perguruan Tinggi (PTUPT) melaksanakan temu lapang dan kegiatan panen perdana bawang merah organik di Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare. Kegiatan dimaksudkan untuk bertemu dan berdiskusi membahas masalah-masalah pertanian di Kota Parepare. Kegiatan dihadiri Rektor Umpar Prof.Jamaluddin Ahmad, M.Sos., diikuti jajarannya yaitu Wakil Rektor (WR) 1, WR 2, WR 3, dan WR 4, LPPM, Kaprodi Agroteknologi, dosen, dan sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Umpar. Sedangkan dari pihak pemerintah daerah diwakili Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DPKP) Ir. Wildana, SP.MM. IPU, Kabid Penyuluhan
drh. Andi Yulianti Hatta, 4 org koordinator BPP, dan penyuluh pertanian lapangan Kota Parepare. Hadir pula pada kesempatan tersebut sejumlah anggota kelompok tani dan pemuda tani.
Tim peneliti yang terdiri dari Iradhatullah Rahim, Hakzah, dan Harsani menjelaskan inovasi yang diterapkan pada penelitian yang telah masuk tahun ke 3 ini adalah penerapan biohumic yang merupakan pupuk organik diformulasi dari 3 bahan yang cukup mudah diperoleh, yaitu ekstrak kompos kulit buah kakao yang difermentasi dengan mikroba unggul, air cucian beras (leri), dan biourin (urin sapi fermentasi). Ketiga bahan tersebut masing-masing mempunyai fungsi untuk menyiapkan nutrisi hara makro dan mikro, sejumlah hormon tumbuh, meningkatkan kemampuan tanaman dalam menghadapi hama penyakit, stres hara, dan tekanan cuaca ekstrim. "Hal ini terbukti dari kemampuan tanaman bertahan hidup dan berproduksi walaupun dalam cekaman kekeringan El Nino saat ini, tanpa terserang moler," kata Iradhatullah, ketua tim PTUPT Umpar 2023. "Biohumic ini hasil penelitian bertahun-tahun sejak 2014, sehingga kita mampu menghasilkan formula tangguh dengan kerjasama dengan mitra CV Makassar Agro Mandiri," pungkasnya.
Rektor Umpar pada kesempatan tersebut mengatakan proses perkuliahan harus mampu menghasilkan hal-hal yang terampil dan inovatif, mampu mengubah mindset berpikir, dan mempunyai inovasi. Pembelajaran tidak harus dibatasi di ruang kelas tapi perkuliahan merdeka belajar kampus merdeka melibatkan mahasiswa dan direkognisi keterlibatan tersebut.
"Dosen harus mampu membranding diri mereka dengan hal-hal yang bersifat inovatif," jelasnya.
Sementara itu Kadis DPKP mengatakan, dirinya berterima kasih dengan sinergitas yang dilakukan Umpar dengan instansinya. Ini sesuai goals utamanya yang menjadikan Kota Parepare sebagai pertanian organik. "Kami wajib memenuhi kuantitas dan kualitas yang aman, sehat, dan halal," katanya. Pada kesempatan tersebut petani millenial yang juga merupakan ketua kelompok tani "Sumber Tani", Hairuddin, S.P., menyatakan terima kasihnya telah diberi kepercayaan untuk mengelola penelitian tersebut dan mengambil banyak pelajaran untuk pengelolaan pertanian organik.