Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Parepare (UM Parepare) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh APBU Tahun 2023. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Jusmiati Jafar, S.Pd., M.Pd., berperan sebagai ketua pelaksana dan Yuliarti Ramli, S.Pd., M.Pd., berperan sebagai anggota pelaksana. Kegiatan ini melibatkan beberapa mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UM Parepare dengan tingkatan yang berbeda-beda. Selain itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan 2 kelompok “MITRA TANI dan PEBALORAN” yang ada di Desa Pebaloran Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Kelompok “MITRA TANI” Diketuai oleh MUHIDDIN, S.Ag dan Kelompok Pebaloran oleh “ABBAS NAHA”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menunjang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan semata-mata berorientasi terhadap peningkatan jumlah produksi pertanian yang diusahakan. Namun juga disertai dengan usaha dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang berkualitas tentu berasal dari kualitas sumber daya manusia yang berkualitas pula, dimana pertanian ramah lingkungan menjadi salah satu strategi dalam mendukung kualitas produk pertanian. “Perubahan perilaku pertanian semestinya mengarah kepada pertanian ramah lingkungan guna menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, tutur BPP Kecamatan Curio, Sumarto. Sehinga Ketua Pelaksana Kegiatan, BPP Kecamatan, Ketua Kelompok Tani Desa Pebaloran dan Pemerintah Desa Pebaloran melakukan pelatihan pembuatan mol
Pelatihan MOL di Desa Pebaloran dilakukan dengan peserta sebanyak 25 orang dari dari anggota yang kelompok tani dan kelompok Wanita Tani di Desa Pebaloran. Acara tersebut dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 5 Agustus 2023 dengan pembukaan dan pengantar dari Kepala Desa Pebaloran. Pelatihan diberikan dengan metode demonstrasi langsung oleh petani dengan diarahkan oleh SUMARTO, SP selaku Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Curio serta Ketua Pelaksana.
Tujuan dari kegiatan pelatihan pembuatan MOL yaitu agar perilaku yang mengarah pada salah satu aspek pertanian ramah lingkungan dengan penerapan bahan organik MOL tersebut. Diharapkan petani dalam berusaha tani dapat meningkatkan kualitas produk pertanian yang diusahakan. Kegiatan ini dilakassanakan agar warga desa Pebaloran pada umumnya dan Kelompok Tani Mitra pada khususnya dapat membuat MOL secara mandiri dan memanfaatkan MOL tersebut untuk lahan pertanian mereka.
Desa Pebaloran merupakan Salah satu Desa di Kecamatan Curio yang memiliki sumberdaya lokal Daun Gamal yang sangat melimpah. Seperti yang kita ketahui Tumbuhan Gamal banyak dipelihara oleh para petani sebagai pakan ternak peliharaan Mereka. Selain sebagai pakan ternak, Gamal juga dapat dimanfaatkan oleh petani sebagai bahan dasar untuk pembuatan MOL, sehigga membantu para petani dalam mengusahakan lahan pertanian merekan tidak lagi tergantung pada pemakaian pupuk kimia yang selama ini mereka lakukan.
MOL (Mikroorganisme lokal) adalah mikroorganisme yang terbuat dari bahan-bahan alami sebagai medium berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan organik. Keunggulan MOL antara lain, mengandung bermacam-macam unsur organik dan mikroba yang bermanfaat bagi tanaman, mudah dibuat, bahan bakunya mudah didapat dan mudah dalam aplikasinya.
Penggunaan MOL terbukti mampu memperbaiki kualitas tanah dan tanaman. Mikroorganisme lokal sangat banyak macamnya tergantung bahan baku yang digunakan, salah satunya adalah Daun Gamal. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan MOL bonggol diantaranya, Alat: Lesung/Blender, Baskom, Jerigen/ Wadah yang busa ditutup rapat. Bahan: 1 Kg Daun Gamal yang telah di pisah dengan tangkai daunnya, 2 Lite air cucian beras Partama (Leri), Gula merah yang telah di iris tipis 200 Gram. Cara Pembuatannya: Menumbuk/Blender Daun gamal sampai halus, Campurkan Air cucian beras dengan Gula Merah. Masukkan ke dalam wadah atau jerigen. Fermentasi selama 21 Hari, kemudain saring hasil fermentasi. Untuk pemakaian MOL daun gamal sebagai pestisida, digunakan larutan MOL daun gamal sebanyak 1 liter dicampur dengan 5 liter air. Untuk penggunaan sebagai pupuk cair maka digunakan larutan MOL daun gamal dengan perbanding 1 : 10 liter air.
Jusmiati Jafar selaku ketua pelaksana kegiatan PkM ini sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMPAR mengungkapkan “ Ciri-ciri mol di anggap berhasil apabila hasil fermentasi mengeluarkan bau seperti bau Tape, tetapi jika baunya seperti bau bahan baku yang digunakan atau seperti bau sampah atau comberan, maka MOL yang dibuat itu gagal.
Seperti yang telah di ungkapkan di atas, alat, bahan dan cara pembutan dari MOL GAMAL yang telah dilakukan oleh Pelakasana dari TIM Dosen Biologi FKIP bekerjasama dengan Kelompok tani dan pemerintah Desa Pebaloran. Semoga denga adanya kegiatan PkM ini, masyarakat dapat mengolah sumber daya yang tersedia di sekitar lingkungannya untuk kemudian diolah menjadi sesuati yang bermanfaat. Khususnya untuk diaplikasikan kembali ke tanamannya.